Rabu, 31 Juli 2013 - 0 komentar

Aku Ada . . .



Aku ada tanpa harus berteriak memanggilmu atau berlalu lalang di depanmu agar kamu melihatku. Cukup dari jauh. Cukup memperhatikanmu dan tahu kamu bisa baik-baik saja. Lalu membohongi diriku sendiri bahwa melihatmu dari jauh pun tidak apa-apa.

Aku ada tanpa harus memelukmu atau mencium keningmu sebelum tidur. Kalaupun orang lain yang melakukan itu, sebenarnya aku memiliki perhatian yang jauh lebih besar dari dia. Tapi tidak apa. Yang penting aku ada. Menjagamu dengan apa yang aku bisa. Mengkhawatirkanmu mungkin, atau dengan pesan tersembunyi sebagai anonim agar kamu lebih berhati-hati ketika kamu sedang sakit atau jarimu terluka.

Aku ada, memperhatikanmu, membacamu, mendengarmu. Tidak harus di dekatmu, tidak harus kamu melihatku, tidak harus kulitku menyentuh kulitmu. Meski aku ingin tiga hal itu terjadi lebih dari yang kamu tahu. Tapi dari jauh pun cukup. Meski sekadar untuk melihat kebodohan-kobodohan yang sama yang lagi-lagi kamu lakukan, lalu berharap suatu hari kamu menghentikannya. Kebodohan-kebodohan yang kamu tahu hal-hal seperti itu bahagianya hanya sementara. Aku masih mengenalmu, sangat. Masih hapal juga kebiasaanmu, sangat.



Jadi, aku hanya ingin mengatakan bahwa aku ada, meski kamu mungkin tidak pernah merasakannya.

Aku ada, meski tak lagi bisa menemanimu tertawa atau sekadar menyapa, "Kamu sedang apa? Sudah makan?"

Aku ada. Termasuk meski hanya sekadar berbentuk kenangan yang di dalamnya kita pernah tertawa berdua.

Aku ada.  Jangan lupa.

0 komentar:

Posting Komentar