Rabu, 31 Juli 2013 - 0 komentar

Aku Ada . . .



Aku ada tanpa harus berteriak memanggilmu atau berlalu lalang di depanmu agar kamu melihatku. Cukup dari jauh. Cukup memperhatikanmu dan tahu kamu bisa baik-baik saja. Lalu membohongi diriku sendiri bahwa melihatmu dari jauh pun tidak apa-apa.

Aku ada tanpa harus memelukmu atau mencium keningmu sebelum tidur. Kalaupun orang lain yang melakukan itu, sebenarnya aku memiliki perhatian yang jauh lebih besar dari dia. Tapi tidak apa. Yang penting aku ada. Menjagamu dengan apa yang aku bisa. Mengkhawatirkanmu mungkin, atau dengan pesan tersembunyi sebagai anonim agar kamu lebih berhati-hati ketika kamu sedang sakit atau jarimu terluka.

Aku ada, memperhatikanmu, membacamu, mendengarmu. Tidak harus di dekatmu, tidak harus kamu melihatku, tidak harus kulitku menyentuh kulitmu. Meski aku ingin tiga hal itu terjadi lebih dari yang kamu tahu. Tapi dari jauh pun cukup. Meski sekadar untuk melihat kebodohan-kobodohan yang sama yang lagi-lagi kamu lakukan, lalu berharap suatu hari kamu menghentikannya. Kebodohan-kebodohan yang kamu tahu hal-hal seperti itu bahagianya hanya sementara. Aku masih mengenalmu, sangat. Masih hapal juga kebiasaanmu, sangat.

Senin, 29 Juli 2013 - 0 komentar

Mulai malam ini . . . .



Kadang, aku merasa ingin tahu seperti apa rasanya menjadi dia. Rindunya, sakitnya, cintanya. Yang rela menunggumu berlama-lama, yang begitu kamu menelepon untuk datang, dia akan segera datang. Lalu juga merasakan bagaimana berdebarnya dan betapa excitednya dia setiap kali kamu memanggilnya untuk bertemu. Ya, bagaimana rasanya?

Atau, aku bisa juga ingin tahu seperti apa rasanya menjadi dia, yang ketika sedang suntuk-suntuknya, lalu ada pesan masuk darimu, dan tiba-tiba saja kata suntuk langsung hilang dari kamus hidupnya. Kamu, adalah kekuatan dan semangat dia. Tidak perlu melihat Golden Waysnya Mario Teguh, Cukup satu kalimat sederhana darimu di layar hape-nya.

Atau, mungkin juga ingin tahu seperti apa rasanya menjadi dia, yang ketika kamu berulang tahun, dia sibuk membuatkan puisi dan mencari kado ke sana kemari. Menikmati setiap momen yang dipikirkan dan kebingungannya, apakah kado ini akan kamu suka, atau yang itu? Atau yang di toko sebelumnya tadi? Atau…? Ya, seperti itu. Bingung tapi mungkin bahagia.
- 0 komentar

aku beri tahu rasanya melelahkan . . . .



Sudah pernah melihat dan mendengar caramu bercerita? Sesekali lihat, rasakan dan dengarkan. Perhatikan benar cara kamu tertawa; kerenyahannya, keriangannya, kelucuannya, semuanya. Perhatikan benar juga bagaimana kamu menggerak-gerakkan tanganmu lucu mencontohkan setiap ceritamu. Mungkin saja dari sana, kamu bisa tahu kenapa aku selalu memiliki rasa rindu.

Dan kapan pun aku menemanimu bercerita itu, kalau saja kamu sadar, kadang aku memalingkan mukaku sebentar. Itu karena aku takut ada kalimat yang melompat keluar, seperti ‘Aku selalu suka ketika kamu bercerita’, misalnya. Atau sembunyi-sembunyi aku sering mengelus dada kiriku ketika kamu tertawa. Itu juga sebenarnya untuk menenangkan hatiku, agar tingkahku tetap wajar. Aku takut melakukan tindakan yang memalukan karena gugup melihat tawamu.


Tapi aku suka seperti ini. Menemanimu berlama-lama bercerita seperti ini. Karena aku suka semuanya tentang kamu. Aku suka mendengar ceritamu dan merekam setiap detailnya dalam kepala. Lalu, aku akan membuka kembali file itu malam harinya, dan membayangkannya berlama-lama. Atau di lain waktu, aku memotret senyum dan tawamu diam-diam dari mataku lalu menyalurkannya, juga ke kepala. Sebelum tidur, kadang aku buka kembali file potret-potretnya. Itu sudah cukup untuk membuatku tersenyum seharian keesokan harinya.

- 0 komentar

kalau kamu ? . . .



Pernah suatu ketika, aku sebegitu khawatirnya sampai tidak bisa melakukan apa-apa. Hanya memandangi handphone, menunggu kabarmu sambil terus bertanya-tanya. Itu terjadi ketika untuk pertama kalinya kamu pergi dengannya.

Lalu aku tidak tahan lagi dengan kepenasaranku. Aku meneleponmu dan bertanya, "Apa kamu baik-baik saja?"

Kamu setengah berbisik menahan bahagia, "Iya. Tentu saja aku baik-baik saja. Dia lelaki luar biasa. Kamu harus mengenalnya. Aku rasa aku jatuh cinta."
- 0 komentar

Move On . . .



Mungkin, salah satu hal yang susah dilakukan di dunia ini adalah melepaskan sesuatu yang bukan untukmu.

Tetapi mungkin juga sebenarnya, kamu hanya harus belajar tersenyum dan tertawa seperti biasa. Hanya saja kali ini tanpanya dan bukan lagi karenanya. Kali ini benar-benar karenamu sendiri dan karena kamu bahagia menjadi apa pun kamu, bersama siapa pun yang memang untukmu nanti.

Karena pada akhirnya, mau tidak mau, kamu hanya harus menyadari bahwa kalau memang bukan untukmu, mau dipikirkan dan diusahakan seberat apa pun juga, tetap tidak akan menjadi milikmu. Tapi mungkin kamu baru bisa melepaskan dia setelah menyadari itu.

Dan pada akhirnya juga, pelan-pelan, kamu akan melupakan. Pelan-pelan, ingatanmu tentang dia akan memudar. Pelan-pelan, kamu hanya akan mengingatnya kapan-kapan. Itu pun kebetulan ketika kamu melihat foto dia atau ada teman yang menanyakannya. Tapi pelan-pelan. Pelan-pelan. Yang banyak tidak dimengerti orang adalah 'pelan-pelan'nya.
Sabtu, 27 Juli 2013 - 0 komentar

Nanti . . . .



Kalau harga yang harus ditebus untuk mengatakan mencintaimu adalah kamu menjauh, itu terlalu mahal.
Lupakan.

Ya, aku lebih suka seperti ini. Berlama-lama memperhatikanmu dari jauh. Menghafal setiap gerakanmu ketika berjalan atau ketika kamu duduk. Mungkin juga menghafal hal-hal lainnya darimu seperti ketika kamu mengangkat sendok ketika makan atau meminum ****** panas favoritmu. Ya, hal-hal seperti itu. Kalau beruntung, mungkin aku bisa mendekatkan diri dan mendengar suaramu. Itu kalau beruntung.

Memang, aku bisa saja berteriak-teriak di sekitarmu untuk mencari perhatianmu. Tapi tidak. Aku tidak akan melakukannya. Aku juga bisa saja mengirimimu buku-buku yang bagus dan pasti kamu suka. Ah, aku ingin sekali melakukan itu. Memberi kejutan-kejutan kecil untukmu. Tapi tidak. Aku tidak bisa melakukannya. Atau, aku juga bisa menelepon handphonemu untuk sekadar mendengar suaramu lalu menutupnya kembali. Seperti anak kecil yang sedang mengalami cinta monyet. Aku sudah lama mencari tahu. Jadi, aku sudah tahu semuanya. Tapi tetap tidak. Aku tidak akan melakukannya. Aku sudah bilang bukan, aku tidak akan mencari perhatianmu? Aku lebih suka seperti ini. Memperhatikanmu sembunyi-sembunyi.

Kamis, 25 Juli 2013 - 0 komentar

Sebenarnya . . .

Kamu, bisa meminta waktumu sebentar? Tenang saja, tidak membutuhkan telingamu, hanya membutuhkan matamu untuk membaca. Itu pun kalau kamu bersedia. Ini tentang timelineku, tentang twitku.
Iya, aku tahu. Mungkin tidak terlalu penting. Masalahnya, sebagian besar twitku tentangmu. Iya, tentangmu. Sekarang sudah paham kenapa aku ingin kamu mengetahui ceritaku tentang timelineku, bukan? Boleh kuteruskan menulis dan kamu nanti membaca?
Kalau kamu melihat twit seperti ini dariku,
Selamat pagi, kamu.
Atau seperti ini,
Lagi-lagi kamu, sedang bersembunyi di balik setiap selamat pagiku.
Itu untukmu. Kata ‘kamu’ di setiap tulisanku, selalu tentangmu. Dan masih kulakukan sampai sekarang. Entah sampai kapan.


Dulu juga, kamu pernah bersedih bukan? Tentang lelaki yang melukaimu. Saat itu kamu bercerita tentang masa lalumu itu di salah satu blogmu. Bahwa lelaki itu, melukaimu. Lalu aku menulis twit,


Masih ingat jugakah twitku yang ini?
Kalau hatimu merasa tenang, hangat, dan nyaman, barangkali karena namamu sedang kudoakan.
Asal tahu saja, aku memang selalu mendoakanmu. Di subuhku, di Dhuhaku, di siangku, di asharku, di maghribku, di malamku, bahkan di sepertiga malamku. Pasti di waktu-waktu itu, hatimu merasa nyaman bukan? Oh, tidak. Aku tidak pernah berdoa agar kamu menjadi milikku. Tidak sekalipun terpikir berdoa itu. Doaku hanya agar kamu selalu baik-baik saja dan berbahagia, di mana pun, bersama siapa pun, sedang melakukan apa pun. Itu saja. Bahkan, doa tentangmu selalu jauh lebih dulu dari doaku sendiri.
Rabu, 24 Juli 2013 - 0 komentar

Aku Memiliki Rahasia ....

Kau yang memiliki binar mata riang…

Sepertinya aku tidak akan bosan melihatmu … seperti ada goncangan kecil di hatiku setiap kamu berjalan di sekitarku.


Kamu tahu, entah bagaimana cara kerjanya, tetapi setiap kamu berada dalam jangkauanku, aku seperti memiliki radar khusus hingga selalu merasakan bahwa kamu sedang berada dekat. Lalu aku akan mencoba mencarimu. Dan benar. Kamu sedang berada dalam jangkauan pandanganku. Dan ketika kau tersenyum sambil menyapaku, aku selalu berusaha dengan susah payah agar kau tidak mendengar gemuruh di dadaku dan pijar di mataku. Memalukan sekali jika sampai kau melihatnya.

Tapi selalu yang terjadi adalah aku tidak pernah bisa menunjukkan betapa aku ingin kau sesering mungkin berada dalam jangkauan mataku. Agar aku bisa menikmati getaran janggal tak biasa yang terus-terusan melanda dadaku bila kau sedang berbincang denganku.

Aku selalu heran, bagaimana cara kau melakukannya di kala kita bertemu. Tapi teruskan saja … karena aku sangat menikmatinya … setiap jengkal waktunya …
Selasa, 23 Juli 2013 - 0 komentar

Terima saja yaa . . .

Sudahlah ! Dia tidak mencintaiku. Terima, lalui, dan berjalanlah kembali.
 
aku mengira dia juga punya perasaan yang sama denganku, meski ternyata kenyataannya tidak. Sebenarnya sederhana, kalaupun aku membuat dia bahagia bukan berarti aku membuat dia jatuh cinta. Itu beda. Pun ketika dia memujiku juga, bukan berarti dia menyenangiku. Kadang memuji artinya memuji. Itu saja. Bukan mencintaiku hahaha . aku salah mengerti. Tapi, tidak apa. Hal seperti itu sering terjadi.
Lagipula aku mau apa? Kalaupun aku akan datang ke tempat mana pun dia memintaku datang, atau menemaninya sepanjang waktu dari pagi sampai pagi lagi hanya untuk mendengarnya bercerita dan membuatnya tertawa, atau membuatkannya hal-hal istimewa seperti kejutan dan semacamnya untuk membuatnya bahagia, well masalahnya, dia tidak mencintaiku.aku harus Terima saja.
Senin, 22 Juli 2013 - 0 komentar

Kamu Akan Baik-baik Saja . . . .

Kalau dia meninggalkanmu dan membuatmu menangis, kemari. Aku mungkin tidak bisa membuatmu tertawa seperti dia membuatmu tertawa, tapi aku bisa berusaha melakukannya sampai sebisa-bisanya. Kalau tidak bisa membuatmu tertawa pun, aku bisa menemanimu menangis. Aku hanya ingin kamu tahu, kamu akan baik-baik saja di sini.

Kalau kamu ingin pergi sementara untuk meninggalkan semua yang memuakkanmu ini, aku tidak akan mencegahmu. Aku bahkan akan ikut bersamamu. Kalaupun kamu tidak suka aku berbicara, aku akan diam saja. Kalaupun kamu tidak mau terlalu dekat, aku akan di belakangmu beberapa langkah. Aku hanya ingin memastikan kamu tidak kenapa-kenapa. Aku tidak keberatan menemanimu kapan saja, seberapa lama saja, agar kamu tahu bahwa kamu akan baik-baik saja di sini.

Dan ketika segala sesuatunya tidak begitu jelas, kamu ragu, atau mungkin takut, aku akan sediakan waktuku menemanimu, menggenggam tanganmu, mendengar ceritamu. Kamu boleh menceritakan kepadaku apa saja, sekonyol apa saja, karena kamu tidak pernah membosankanku. Waktuku sudah kubagi; sepersekian untukku, berkian-kian untukmu. Lihat kan? Kamu akan baik-baik saja di sini.
- 0 komentar

Kemudian ....

Aku sudah lupa tentang terbangun tengah malam, merasakan hangatnya tawa di suara telepon seberang sana, hanya untuk mendengar, "Aku kangen, kamu di mana?"

Bagi sebagian orang mungkin itu menyebalkan. Bagiku seharusnya tidak. Karena dikangeni sama orang yang kita cinta, di bagian mananya yang menyebalkan? Bahkan jika itu dilakukan tengah malam.


Aku lupa bagaimana menikmati obrolan di sore hari ditemani tawa orang yang diseberangku dengan secangkir kopi dan beberapa roti isi selai strawberry. Menertawakan apa saja yang terjadi seharian ini, membicarakan apa saja termasuk tetek bengek harga bbm yang naik atau giliran pejabat siapa yang korupsi dan masuk berita hari ini.
- 0 komentar

Baca Ini . . .

Kamu, ketika kamu membaca ini, kamu akan mengerti kenapa aku menuliskannya untukmu.

Aku tahu sakitnya seperti apa. Aku pernah di sana dan aku pernah merasakannya. Tapi, tidak apa, masih ada banyak doa yang bersamamu. Dan nanti, kamu akan mengerti kalau sakitnya hanya sementara. Tapi nanti, bukan sekarang. Bertahan dulu, karena sakitnya pasti berlalu.

Pada saat kamu membaca surat ini, bisa jadi sakitmu sudah pergi, bisa jadi juga belum. Tapi, aku harap sakitmu sudah pergi. Aku harap kamu sudah menemukan rahasia melepaskan dan kembali berjalan.

Kalaupun belum, tidak apa. Suatu hari, kamu pasti akan berjalan lagi. Mungkin dibantu oleh seseorang yang mengajakmu berdiri dan berjalan lagi sampai ke sebuah titik nyaman yang membuatmu sembuh dari rasa sakitmu itu. Yang bersusah payah meyakinkanmu bahwa tidak banyak kebahagiaan di masa lalu. Yang mungkin dia menggandengmu atau memapahmu kalau perlu, asal kamu terus berjalan. Pelan. Selangkah demi selangkah.

Kamu mungkin akan terperosok jatuh, tapi dia akan membantumu berdiri. Kamu mungkin juga akan tertarik kembali ke masa lalu, tapi dia akan tersenyum dan menarikmu menjauh lagi. “Kita berjalan dulu”, katanya, “Kalau kamu tidak suka, kamu boleh kembali meratapi masa lalumu.” Ketika dia mengatakan itu, dia tahu kamu tidak akan memilih itu. Dia percaya kamu, jauh lebih dari kamu mempercayai dirimu sendiri.

Pada saat itulah kamu terhenyak dengan kata ‘meratapi’. Iya. Kamu ternyata selama ini memang terlalu meratapi. Membuang waktumu hanya untuk terus menghayati setiap rasa sakitnya, kehilangannya, kesedihannya. Kamu lupa, seberapa pun indahnya pemandangan di luar, tidak akan terlihat jelas kalau jendelanya berembun. Harus dibersihkan dulu jendelanya, dan lihat keluar. Harus dibersihkan dulu ratapanmu, baru bisa melihat bahwa ada kebahagiaan yang banyak di depan. Syukurlah kamu menyadari sebelum semuanya terlambat.

Tetapi, kalaupun kamu sudah sampai ke titik nyaman, kadang, lukanya tidak hilang, seringkali justru meninggalkan bekas. Tidak apa, yang penting, sakitnya tidak terasa lagi, bukan?  Bisa jadi ketika kamu mengingat bekasnya, malah akan membuatmu bercerita bangga, “Ini, luka karena…” dan berakhir dengan, “Pada akhirnya, aku bisa melepaskannya.” Lalu kamu tersenyum mengenang betapa jatuhnya kamu ketika itu, tapi ternyata kamu kuat menghadapinya. Kamu bahkan tidak mengira kamu bisa sekuat itu sebelumnya. 
- 0 komentar

Kamu Pernah Ada

Kamu pernah ada. Terutama ketika aku sedang membutuhkan teman untuk berbicara, dan kamu tiba-tiba saja di sana. Mengajakku tertawa dengan kekonyolan-kekonyolanmu sampai aku lupa bahwa sebenarnya kita tidak pernah benar-benar bersama. Aku di sini, kamu di sana.

Kamu pernah ada. Dalam doa-doaku, agar suatu hari Tuhan tidak hanya menumbuhkan perasaan menjengkelkan berupa kenyamanan yang saat ini aku rasakan. Aku meminta lebih, layaknya manusia umumnya. Aku minta diberi kesempatan agar kelak kita diberi kesempatan untuk saling jatuh cinta, lalu bahagia lebih lama dari selamanya. Terkesan seperti roman, tapi aku bilang itu harapan.


Kamu pernah ada. Dalam kata-kata yang aku rangkai dengan tersenyum-tersenyum sendiri, atau dengan merasakan sesak di dada. Tergantung apakah rangkaian kata itu sedang menggambarkan detail tentang kamu atau sedang menggambarkan harapanku yang tetap hanya selalu menjadi 'harapanku'.
- 0 komentar

Aku Tidak Mengerti . . .

malam ini akhirnya aku sudah berada di rumah, di tempat di mana aku di besarkan sangat senang rasanya :). tapi ada seperti ada yang kurang. aku tidak tahu apa itu tapi yang jelas ada yang berbeda. apa aku mengingatmu ? aku juga tak tahu pasti akan hal itu.

di malam yang sunyi ini pikiranku terus saja terbayang wajah itu. wajah yang membuat aku sangat tenang sehingga dapat ku tuangkan dalam sebuah coretan di blog sederhana ini. aku bingung mengapa hal itu bisa terjadi, ini namanya cinta ? suka ? atau sayang ? ahh sudahlah aku tidak mengerti. . .

mungkin aku tidak berhak mempunyai rasa seperti itu mengingat dirinya telah memiliki kekasih. tapi aku tidak mengerti dengan semua ini. aku tau aku bukan siapa-siapa buat dia. saat aku menulis ini aku sedang memikirkanmu, memikirkan senyummu, tawamu serta kegembiraanmu, jujur itu membuat ku tenang.
Jumat, 19 Juli 2013 - 0 komentar

Hanya Ini Yang Mampu Ku Tulis . . .

Kata orang, jika kamu tidak bisa mengatakan
perasaanmu, tuliskan dulu. 

Ini, ini aku sedang
menuliskannya. Menuliskan perasaanku.

Tapi tentu saja aku tidak begitu pandai
menulis, jadi aku akan menuliskannya
semampuku. ya aku akan menuliskan semuanya semampuku

Kita itu sebenarnya lucu. Saling menemani,
tapi tidak pernah ada ucapan saling
mencintai. Meski kamu dan aku sama-sama
tahu, bahwa setidaknya, aku mencintai.
Mencintaimu. Dan kamu tahu benar tentang
mencintainya aku itu. Karena tidak ada yang
bisa ditutupi, apalagi dengan sebegitu
seringnya aku memujimu, dan sebegitu
memperhatikannya aku detail tentangmu.

- 0 komentar

17 menit . . .

Aku menikmati 17 menit bersamamu…
Sebenarnya waktu kita bersama lebih dari 17 menit.

17 menit bukan waktu kita bersama itu hanya waktu aku mengingat setiap detail tentangmu..

Yaa tentangmu,tentang semua yg ada padamu,tentang pakaian yg kamu kenakan,tentang apa saja topik yang kita perbincangkan,tentang betapa sukanya kamu dengan apa yg ada disampingmu sekarang,

Semuanya menyenangkan,termasuk ceritamu pada saat bersama denganku..
Kamu tahu aku menikmatinya,menikmati 17 menit bersamamu.

17 menit bersamamu banyak hal yg bisa ku nikmati..moment senyummu,tawa lepasku,ceritamu,kebiasaanmu,bahkan aku hapal setiap detail tentangmu.

Moment paling banyak selama 17 menit itu adalah moment senyummu yg ku lihat,tersenyum ketika melihat apapun yg ada didepanmu sekarang,tersenyum melihatku,tersenyum ketika sepasang mata kita bertemu.

17 menit bersamamu membuatku tidak bisa tidur hingga larut malam. Kamu tau yg ku ingat itu adalah sosokmu

 Wanita Imajinasi :)

Kamis, 18 Juli 2013 - 0 komentar

Coretan Rindu. . . .

Kamu tahu,hari ini aku menyebut nama lengkapmu puluhan kali. Kamu tahu itu tandanya apa ?ya benar Itu rinduku.

Yaa aku merindukanmu,merindukan setiap perbincangan kita setiap pagi,sore bahkan malam.

Lagi-lagi aku bertanya Kamu apa kabar ?? Kamu baik-baik saja kan ? Atau kamu sekarang sedang apa ? Apakah kamu juga merindukanku ? Atau kamu juga sedang menyebut nama lengkapku ?

Bodoh..menurutku kamu tidak akan melakukan hal yg sama seperti aku, karna aku tahu kamu sama sekali tidak mengetahui nama lengkapku ?? Bahkan kamu rindu juga tidak mungkin. *aku tertawa* hahaha

Sepertinya hanya aku yg merasakan rindu kamu mungkin tidak sama sekali. Kamu tahu aku bisa betah berlama-lama mengobrol tentang semua kebodohan dan kekonyolanmu. Itu adalah arti bahwa aku rindu.

Kamu juga pasti tidak tahu,aku memiliki sebuah hayalan tentang kita. Banyak sekali yg menjadi imajinasiku,salah satunya adalah aku memimpikan bisa berbahagia denganmu,bisa menikmati moment-moment kebersamaan kita.

Jadi kesimpulannya aku rindu dengan menyebut namamu 

Rabu, 17 Juli 2013 - 0 komentar

Teknologi Baru untuk Meningkatkan Efisiensi Tenaga Matahari

Sebuah laporan penelitian terbaru yang diterbitkan dengan judul "Bersama-tuned plasmonic-excitonic photovoltaics menggunakan nanoshells," oleh University of Toronto, profesor teknik Ted Sargent dan tim peneliti mengklaim telah menemukan sebuah teknik untuk meningkatkan efisiensi sel solar.
Menurut makalah yang diterbitkan dalam jurnal Nano Letters, teknik ini melibatkan kerja koloid dot photovoltaics kuantum dalam sel solar.
Quantum dot photovoltaics ini sangat tidak kompeten dalam meraup energi dari gelombang inframerah matahari. Inframerah membuat setengah dari energi matahari yang mencapai Bumi. Oleh karena itu, penyerapan ini sangat penting untuk memaksimalkan efisiensi surya.
Untuk mencapai hal ini, kelompok penelitian memperkenalkan spektral tune, solusi-proses plasmonic nano-partikel. Partikel-partikel ini dikatakan untuk memberikan kontrol yang belum pernah terjadi sebelumnya atas propagasi cahaya dan penyerapan.
"Teknik baru yang dikembangkan oleh kelompok Ted Sargent ini menunjukkan kemungkinan peningkatan 35 persen dalam efisiensi teknologi di daerah dekat- spektral inframerah," wakil penulis Dr Susanna Thon menyatakan. "Secara keseluruhan, ini bisa menerjemahkan 11 persen peningkatan konversi efisiensi daya matahari, membuat quantum dot photovoltaics bahkan lebih menarik sebagai alternatif teknologi sel solar untuk saat ini."
"Ada dua keuntungan untuk titik-titik kuantum koloid," kata Thon. "Pertama, ini jauh lebih murah, sehingga mereka mengurangi biaya pembangkit listrik diukur dalam biaya per watt daya. Tetapi keuntungan utama adalah bahwa dengan hanya mengubah ukuran quantum dot, Anda dapat mengubah penyerapan cahaya spektrum. Mengubah ukuran sangat mudah, dan ini ukuran-tunability adalah properti bersama oleh bahan plasmonic: dengan mengubah ukuran partikel plasmonic, kami mampu melengkapi spektrum penyerapan dan hamburan dari dua kelas utama dari materila-nano".
Tim  ini mencapai peningkatan efisiensi melalui tempelan lapisan nano-emas. Karena emas bukan logam ekonomis, mereka melihat alternatif lain yang lebih murah.
Lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan, Thon menambahkan. "Kami ingin mencapai optimasi lebih, dan kami juga tertarik untuk melirik logam yang lebih murah untuk membangun sel yang lebih baik. Kami juga ingin target yang lebih baik di mana foton diserap dalam sel - ini photovoltaics penting karena Anda ingin menyerap foton  seperti dapat dekat dengan muatan mengumpulkan elektroda sedapat mungkin ". (EpochTimes/sua)

sumber : ( http://erabaru.net/iptek/55-iptek/32699-teknologi-baru-untuk-meningkatkan-efisiensi-tenaga-matahari )
- 0 komentar

IT developments in Indonesia

Now is the role of IT in human keidupan is increasingly important. Because along with the development of the IT people did a lot of work in front of computers and using mobile phones for communication. But it must also be balanced with awareness to use IT for the benefit of a positive. Hence not a few IT experts who use it for evil. So it appears logical development of IT in developed enough, but yet in many ways. And the need for supervision of the authorities so that the negative impact of IT can be reduced. Some examples of these stories is expected to open the eyes of the reader as well.If you go to the train station in Jakarta and Bandung or you want to buy a train ticket, then you have to queue at the ticket window is already computerized train. One time sale rail system is not functioning so the tickets are sold without a seat number. Can you imagine that happening in the train, chaos. The problem is there is already a reservation ahead of time and got a seat, while there is buy a ticket without a seat (because the computer is damaged). Information about seat numbers are not accessible by ticket sellers, resulting in chaos.
- 0 komentar

Sejarah Universitas Muhammadiyah Malang

Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berdiri pada tahun 1964, atas prakarsa tokoh-tokoh dan Pimpinan Muhammadiyah Daerah Malang. Pada awal berdirinya Universitas Muhammadiyah Malang merupakan cabang dari Universitas Muhammadiyah Jakarta, yang didirikan oleh Yayasan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Jakarta dengan Akte Notaris R. Sihojo Wongsowidjojo di Jakarta No. 71 tang-gal 19 Juni 1963.

Pada waktu itu, Universitas Muhammadiyah Malang mempunyai 3 (tiga) fakultas, yaitu (1) Fakultas Ekonomi, (2) Fakultas Hukum, dan (3) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Jurusan Pendidikan Agama. Ketiga fakultas ini mendapat status Terdaftar dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi pada tahun 1966 dengan Surat Keputusan Nomor 68/B-Swt/p/1966 tertanggal 30 Desember 1966.

- 0 komentar

apakah ini namanya Kagum

Aku sedang mengagumi seseorang. Bukan. Aku
tidak sedang jatuh cinta. Aku hanya sekadar
kagum.

Kadang-kadang seseorang terlalu cepat menjudge perasaan itu cinta, namun sebenarnya bisa saja hanya sekadar suka atau kagum. Dan aku tidak perlu berlebihan mengatakan ini cinta. Sebab, tak ada getaran yang berarti dan membuat aku salah tingkah ketika tak sengaja saling berpapasan.

Halo, wanita yang bersembunyi dibalik senyuman. Kamu yang diam-diam mencuri perhatianku. Tahukah kamu sedang dikagumi olehku? Ah, aku tak pandai mengumbar rasa kagum di depanmu. Aku ini egois. Asal kamu tahu. Aku senang menikmati rasa kagum ini sendiri. Caci saja aku sebagai pengecut. Beraninya cuma nulis di blog. Hahahahah

Diam. Tanpa suara. Aku dan kamu tak jarang dipertemukan. Saling beradu pandang. Tanpa suara. Tanpa guratan senyum.

Lalu dimana sapa yang bisa kutemukan? Sementara aku berusaha terlihat seperti lelaki normal. Berusaha untuk tidak bertingkah disaat kamu sama sekali tak menggubris tatapanku.

Ah, aku tak pernah menyerah. Aku ingin menikmati senyum mu. Lalu memotretnya dengan lensa mataku. Mengabadikannya di… hati..

Dan bahkan menuliskan tentang mu ini aku,
berhenti di kata ‘hati’ Oh, kenapa ujung-ujungnya mendapati perkara hati ya ?

Aku menikmati setiap detik ketika aku menyapu
pandangan dan menemukanmu disana. Entah dengan siapa. Entah kamu sedang apa. Aku menikmati setiap gerakmu. Tersenyum sendiri. Merasa geli sendiri. Merasa bodoh sendiri karena hanya bisa berbicara denganmu lewat imajinasi. . .

- 0 komentar

I'm Tired

Aku kembali ..

apa kamu masih ingat ? bukankah kamu pernah berjanji untuk selalu ada? lalu dimana kamu sekarang. saat lelahku mulai meranggas jiwa saat yang lain pergi meninggalkanku. saat semuanya bersenang-senang dengan kebahagiaanya masing-masing. kamu sedang dimana ? apa kamu juga telah lupa akan adanya diriku saat ini

tapi aku bersyukur Tuhan begitu baik, Ia mengajarkanku caranya bersabar dengan jalan tidak mempertemukan kita. tahukah kamu bahwa tidak ada yang lebih sakit dari ditinggalkan,tidak ada yang lebih sakit dari di khianati dan tidak ada yang lebih sakit dari di abaikan, coba jadi diriku sekarang, maka kamu akan merasakannya. kadang aku lelah. bukan karena aku putus asa. tapi segala peluh yang aku ciptakan bersamamu tidak akan membawa hubungan ini menjadi akhir yang bahagia tetapi menjadi sia-sia.

aku lelah ..

- 0 komentar

Malam itu. . .

malam itu 16 juli 2013, aku mungkin tak bisa berkata apa-apa lagi. seseorang telah berharap kepadaku tetapi aku malah mengecewakannya. siapa sih orang yang senang di kecewaiin, pasti tak ada satu orangpun yang ingin di kecewaiin. aku cuma ingin liat kamu senang aja, liat kamu ga repot-repot mikirin tugas karena kamu sedang sakit, intinya bisa ngebantu kamu nyelsein tugas-tugas kamu lah. sebagai sahabat aku cuma pengen yang terbaik buat kamu itu aja. mungkin perkenalan kita belum sampai 1 bulan lah, bisa di bilang baru semingguan lebih lah kita kenal. mungkin dalam hatimu berkecamuk perasaan sangat kecewa, sedih dan sakit hati pada malam itu. aku merasa seperti seseorang yang sudah menghancurkan suatu harapan seseorang, harapan seseorang yang sudah sangat percaya padaku. bagiku mungkin kata maaf ga bisa buat semuanya jadi lebih baik walaupun kamu bilang semuanya baik-baik aja. aku sangat menyesal malam itu, jujur aku sebenarnya malu untuk ketemu kamu setelah kejadian itu. yang jelas aku gatau gimana perasaanmu sekarang aku cuma bisa bilang maaf dan mencoba jadi lebih baik lagi di saat kamu butuh aku. aku janji :)


'aku minta maaf kalonya aku sudah meolah ikam kecewa lawan sedih semalam tuh'