Sabtu, 29 Juni 2013 - 0 komentar

Barry And Yasmin

Genap sudah dua tahun yasmin menunggu kedatangan sang kekasih yang serasa membawa ketidakpastian buatnya. Tanpa rasa lelah dan bosan yasmin tetap saja setia menunggunya. Barry Kekasih yang di pacarinya sejak kelas 1 smu ini merupakan cinta pertamanya. Setelah lulus smu barry memilih pindah ke Berlin mengikuti orang tuanya. Yasmin cewek yang baik dan tulus merelakan semua itu, dan rela menjalani pacaran jarak jauh (LDR). Ldr pertama yang mereka jalani masih berjalan mulus dan baik-baik saja tetapi sebulan setelah itu tiba-tiba saja Barry mengilang bagaikan di telan bumi. Dia sulit sekali untuk di hubungi, bahkan di jejaring sosial pun (FB) dia off. "da apa dengan Barry ??" pekik Yasmin dalam hati pada saat itu.

Hari demi hari pertanyaan-pertanyaan di benak Yasmin tentang perubahan barry muncul satu persatu. bayang-bayang itu terus saja menghantui fikirannya. Semenjak loss contact hari-hari yasmin serasa kurang berwarna. Hanya barry yang bisa membuatnya tersenyum setelah almarhum mamanya. Dia sosok laki-laki yang sangat sempurnah di matanya, bukan karena fisiknya, melainkan ketulusan hati yang di milikinya. Dia sangat menghargai orang khususnya perempuan, dia tidak pernah memandang orang sebelah mata terutama dirinya seorang gadis biasa yang di tinggal kedua orang tuanya. Dunia Yasmin serasa berubah, senyum ceria itu tidak lagi tampak di wajahnya. Hari-harinya begitu hampa. Dia ingat pesan terakhir yang di sampaikan barry bahwa dia akan datang di saat ulang tahunnya, "tunggu aku di atas menara, kita akan meneropongi bintang-bintang lagi", Ucapnya.

 yasmin selalu berharap dan yakin kalau barry betul-betul akan menepati janjinya dan akan menemuinya. Tepat di hari ulang tahunnya, sesuai janji barry, yasmin sudah bersiap di atas menara dengan teropong bintangnya. Hari ini dia terlihat cerah ceriah menunggu kedatangan laki-laki yang sangat di sayanginya itu. Detik, menit dan jam pun berlalu, tak sedikitpun tanda-tanda kedatangan barry. Semuanya menorehkan kekecewaan yang amat sangat mendalam bagi Yasmin. Tak terasa titik-titik air matanya pun jatuh membasahi pipihnya. Hari ulang tahunnya kali ini di hisai dengan tangis kekecewaan.

“kamu di mana barry ??, pliss datang dan temui aku di sini. Aku di sini menunggumu aku sangat merindukanmu. Tolong jangan jadikan penantian panjang ku ini sia-sia”. Ucapnya sambil terisak-isak. Dengan langkah gontai dan perasaan yang amat kecewa akhirnya Yasmin pulang meninggalkan tempat yang menjadi kenangannya bersama Barry.

Setahun telah berlalu, dan setahun itu pula Yasmin berusaha melupakan bayang-bayang dan kenangan-kenangannya bersama Barry. Meskipun sulit tapi ini harus ia lakukan agar tidak menambah beban kekecewaan di hatinya. Apalah arti menunggu jika sesorang yang kita harapkan kedatangannya itu tidak lagi mencintai dan memikirkan kita. Ucapnya dalam hati. Dia sudah merelakan semuanya, mungkin ini adalah pelajaran hidup buatnya dan mungkin Barry sudah tidak di takdirkan tuhan untuk jadi miliknya lagi. Tapi semua kebaikan Barry tidak akan pernah ia lupakan. Jangan lihat ke belakang tapi lihatlah ke depan. Perjalanan masih panjang dan dia harus memulai lembaran baru lagi. Tak terasa air matanya menetes lagi ketika melihat fotonya bersama Barry yang sedang meneropong bintang. Memang harus di akui, melupakan seseorang yang sangat kita cintai itu sangat sulit dari membalikkan telapak tangan. Apalagi orang itu sudah sangat menorehkan kebaikan bagi kita. Tapi kembali lagi, setiap pertemuan pasti ada perpisahan.

Lamunan Yasmin tiba-tiba buyar setelah kedatangan tukang pos. Sepucuk surat serta sekotak kado sudah berada di tangannya. Dengan hati yang sedikit deg-degan akhirnya Yasmin membuka dan membaca isi suratnya. Air matanya lagi-lagi mengalir membasahi pipinya setelah membaca isi surat itu. Ternyata surat itu dari Barry dan isinya membahas tentang mengapa dirinya tiba-tiba menghilang. Barry menghilang bukan karena ingin meninggalkan Yasmin, melainkan dia harus melakukan suatu perbuatan yang sangat membuatnya dilema. Seorang gadis bernama Grace anak teman ayahnya sekaligus teman kecil Barry menderita penyakit kanker darah. Umurnya tidak lama lagi. Tetapi sebelum meninggal dia ingin menikahi orang yang sangat dia cintai yaitu Barry. Barry di hadapkan pada sebuah kedilemaan yang cukup berat.

Menikahi grace sama saja menghancurkan hati Yasmin dan tidak menikahi Grace berarti dia membuat sebuah keputusan egois. Akhirnya mau tidak mau Barry menikahi Grace. Setalah dua bulan pernikan Barry dan Grace akhirnya Grace pun meninggal dunia. Tetapi sebelum meninggal dia tak lupa menitip salam kepada Yasmin dan memberikan sebuah boneka yang berbentuk bintang kesayangannya. Yasmin adalah cinta sejatimu dan kamu harus mempertahankannya, jagalah dia dan jangan kamu sia-siakan dia. Begitulah kata-ata terakhir yang di ucapkan Grace sebelum dia pergi.

Tak ada yang bisa Yasmin perbuat kecuali menangis. Di bukanya kotak kado itu, ternyata isinya adalah boneka berbentuk bintang dan selembar foto. Di dalam foto itu terlihat Grace yang sedang duduk di kursi roda sambil memegang boneka bintang. Seketika ada ketenangan yang di rasakan Yasmin.
Aku tak akan menunggumu Barry, apalah arti aku menunggumu di dalam sebuah ketidak pastian. Biarkanlah berjalan dengan sendirinya dan biarkanlah waktu yang menunggumu. Tapi aku akan tetap menyayangimu sampai waktu dan keadaan yang akan menyatukan kita lagi.

sekian. . .

@anaksholeh_

0 komentar:

Posting Komentar