Minggu, 18 Agustus 2013 - 0 komentar

Berhenti darimu



Jangan bertanya kenapa aku melakukan itu karena aku tidak punya jawabannya. Aku hanya tahu, bahwa hatiku memang kecil, tapi cukup besar untuk menampung semua hal tentangmu.

Jadi biarkan aku tetap memperhatikanmu. Biarkan aku melakukan kebodohan-kebodohan dengan bersedia melakukan apa pun untukmu, seperti sedetik setelah kamu menelepon memintaku datang, aku segera mengambil jaket dan helmku untuk segera menemuimu. Atau juga seperti menemanimu tengah malam hanya untuk berbicara hal-hal tidak penting. Karena menurutku, sebodoh apa pun percakapan kita, itu adalah waktu yang sangat berharga. Tidak boleh kusia-siakan.

Dan di sela-sela percakapan itu, kalau kamu melihatku menarik napas panjang, itu aku mencintaimu, hanya saja lalu menyadari bahwa tidak seharusnya melakukan itu.


Jadi seperti ini, pernahkah kamu mencoba sekuat tenaga untuk berhenti mencintai seseorang, tapi lalu melihat senyumnya, dan menyadari kalau menyangkut apa pun tentang dia, ternyata hatimu rapuh sekali? Ya, aku sering mencobanya, dan selalu pada kesimpulan yang sama berulang kali. Bahwa menyangkut apa pun tentangmu, hatiku ternyata rapuh sekali.

Jadi,  kapan pun ada kesempatan untuk bertemu atau berbincang denganmu aku akan mengambilnya. Meluangkan sebanyak waktu yang aku bisa dan menikmatinya. Karena di waktu-waktu itu adalah kesempatan terbaikku untuk mengutip setiap gerakanmu agar bisa kuingat lagi satu per satu kalau-kalau aku rindu. Siapa tahu nantinya tak ada kesempatan lainnya untuk bertemu denganmu? 

(Kalau kamu suatu hari sesekali mengingatku, yang harus kamu tahu adalah aku pernah setiap hari melakukan itu.)

Biarkan saja aku melakukan itu. Kamu tidak harus memahaminya. Kamu hanya harus mengerti bahwa seringkali aku menganggap bahwa napasku ini untukmu. Jadi tetaplah di sini. Belajar menerimaku. Belajar menerima bahwa aku tidak bisa berhenti memperhatikanmu. Karena kamu pasti tidak tahu beratnya belajar mencintai orang lain sementara aku tak bisa berhenti memikirkanmu.

Mungkin akan ada waktunya aku harus melepaskanmu. Tapi nanti. Terima aku sebentar lagi.
 
Tapi, kalau nanti aku tetap tidak bisa lupa, maukah kamu mengajariku untuk menyerah saja?

Karena di tulisan ini, aku bisa saja menulis "Berhenti mencintaimu". Dan itu sangat mudah. Sayangnya, prakteknya tidak pernah semudah menuliskannya.






0 komentar:

Posting Komentar